Sebenarnya, pengetahuan gue soal permasalahan ekonomi nol besar banget. Iya, udah nol, besar, banget pula. Jadi gue nggak pernah minat ikut-ikutan komentar. Tapi meme ini bikin geli. Wkwkwk. Permainan bahasanya yang bikin gue geli, meskipun harusnya ejaan yang benar "mengkhawatirkan". Bisa aja ya orang dapet ide buat bikin meme-meme plesetan macem gini. Kreatip!
Balik lagi karena pengetahuan gue yang minim soal ekonomi, gue nggak paham kenapa rupiah sekarang terus melemah.
Mungkin rupiah memang sedang menguatirkan. Belakangan, jumlah uang di rekening tabungan gue bahkan lebih sedikit dari jumlah di rekening uang makan.........
Asli, hidup permahasiswaan-tingkat-akhir-yang-skripsinya-masih-juga-belum-kelar gue makin menguat-irkan.
Nggak cuma itu. Dulu, tiap dapet kiriman dari nyokap, uang segitu cukup buat hidup gue sebulan, bahkan cukup untuk kehidupan yang dilengkapi dengan acara jalan-jalannya dan tentunya bolak-balik belanja buku di Gramedia. Tak disangka, tak dinyana. Terakhir kali gue belanja buku adalah 3 bulan lalu. Iya. Mungkin inilah efek krisis ekonomi Indonesia bagi kantong gue. Harga novel terbitan lokal yang gue incar jadi di atas 70ribuan semua. Biasanya 200ribu bisa dapet 2 buku impor, sekarang bisa beli 1 aja udah alhamdulillah.
Alhasil, pinjam-meminjam buku belakangan ini jadi pilihan nomor satu gue. Slogan "selama bisa punya sendiri, kenapa harus pinjam?" yang bertahun-tahun lamanya gue junjung tinggi kini mengalami perubahan drastis: "selama bisa pinjem, ngapain beli?"
Mumpung tulisan ini memang ngalor ngidul, gue mau sekalian cerita 'musibah' mengalami gue kemarin. Masih berkaitan dengan minjem buku dan duit, kok.
Jadi gini. Gue adalah mahasiswa semester
Akhirnya gue memutuskan bahwa sudah terlalu lama buku ini gue pinjam.
Akhirnya gue sadar bahwa menunggu gue sidang hanya akan membuat denda keterlambatan pengembalian buku semakin membengkak.
Kemarin, gue bela-belain khusus ke kota sebelah untuk mengembalikan buku tersebut.
Tahukah kamu, berapa denda yang harus saya bayarkan?
Seratus enam puluh ribu rupiah.
Seratus enam puluh ribu rupiah.
Seratus enam puluh ribu rupiah.
Baiklah, mungkin gue AKHIRNYA paham seperti apa rasanya ketika krisis melanda perekonomian kehidupan gue.
(P.S.: ini novel-novel inceran gue saat ini.....saat-saat kere ini)
No comments:
Post a Comment