Termasuk dari Twitter.
Baru saja, ketika sedang asyik scrolling timeline, aku menemukan suatu hal yang 'menarik' di daftar worldwide's trending topic, yaitu sebuah kalimat "suka ke toko buku". Memang bukan hal yang luar biasa sih, melihat prestasi negeri ini di situs jejaring sosial.
Penasaran apa sebagian besar jawabannya?
Lihat jawaban "nggak. bikin pusing." atau "engga, so rajin amat gue baca2 buku wkwk"? Ada apa dengan pertokobukuan di Indonesia ya? Apa memang sebegitu menyeramkannya? Atau lebih parah lagi, ada apa dengan citra pembaca buku di mata anak-anak Indonesia sekarang? Apakah membaca buku terdengar sebagai sebuah hobi yang serius dan tidak menyenangkan?
Bukan, postingan blog kali ini bukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Aku cuma ingin menyuarakan pertanyaanku. Ada apa sih dengan hobi membaca? Aku suka baca, yaa bukan baca buku-buku yang berat sih, palingan novel dari berbagai genre. Tapi tetap saja, kenapa orang-orang menganggap kalau buku-buku yang aku baca selalu serius? Bahkan novel anak-anak seperti yang ditulis oleh Rick Riordan saja membuat teman-temanku geleng-geleng kepala kala melihatku membawa buku itu ke kampus dan membacanya di waktu luang.
Bahkan sekadar untuk novel-novel ringan doang, tetep bikin toko buku jadi tempat yang bikin pusing, ya? Itu penilaian untuk toko buku sekelas G*amedia atau G*nung Ag*ng loh. Gimana penilaian tentang perpustakaan sekolah atau kampus? Boro-boro dikunjungi, tau lokasinya di mana aja palingan kagak.
Maaf nyinyir. Tapi yaaaa mau jadi apa negara loooo kalo adek-adek kelas lo yang masih pada duduk di bangku sekolah lebih sering menghabiskan waktunya di depan layar smartphone untuk ngegalauin pacarnya masing-masing daripada baca buku --BAHKAN HANYA SEKADAR NOVEL FIKSI!!!--? Ah sudahlah.
Beruntunglah aku dan segelintir anak-anak lain yang telah dikenalkan pada buku serta toko buku dan perpustakaan sejak zaman prasekolah.
Peace, anyway..
And don't forget, bookworm is a new definition of sexy :))
No comments:
Post a Comment