Bangun pagi bukan kegiatan favoritku. Aku benci melanggar jam biologisku unuk bangun. Masalahnya sesungguhnya bukan sekadar benci tapi tidak mampu! aku tidak punya daya untuk melanggar dentang jam tersebut. Jam biologis ini selalu berdentang pada pukul 8 pagi, dan sialnya aku selalu masuk kelas--sejak SD hingga sekarang!-- sebelum pukul 8. Alhasil, jam biologis itu harus setengah mati kulanggar demi daftar kehadiran yang tidak ternoda. Walaupun seringkali tetap usahaku untuk membuka mata tidak membuahkan hasil.
Mama selalu bilang ini semua karena kebiasaanku tidur larut malam. Sialnya, tidak peduli jam berapapun aku terlelap, aku selalu bangun pukul 8 pagi....... Pernah
Lain halnya dengan malam hari. Semengantuk apapun aku pada saat itu, selama aku memaksa diriku untuk tetap terjaga hingga segala urusanku hari itu selesai, maka aku akan terjaga. Bukan, aku bukan orang yang mengalami gangguan tidur. Aku tidak insomnia, aku tidak berbicara atau berjalan dalam tidur. Aku adalah penderita gangguan bangun!
Lalu apa yang salah? Apa yang salah dengan orang yang pikirannya aktif di malam hari dan baru dapat berhenti terjaga pada pagi hari? Banyak sumber mengatakan bahwa kebiasaan seperti ini tidak sehat, tapi bukankah para ahli justru berkarya di waktu-waktu yang tidak normal bagi ukuran jam biologis manusia? Bukankah memang telah dibuktikan bahwa otak manusia lebih kreatif pada jam-jam di mana mereka biasanya sedang terlelap--dini hari?
Tidak, aku tidak merasa lebih kreatif atau lebih cerdas pada dini hari. Tetapi memang kurasa pikiran ini lebih segar jika dipaksa bekerja pada jam-jam ketika semua orang terbuai dalam mimpi mereka masing-masing. Sebaliknya, sesegar apapun fisikku pada pagi dan siang hari, pikiranku selalu terasa buram. Maybe that's why I used to be the confused one in the school.
So, don't force someone to be an early-bird if she's a night-owl! :)
No comments:
Post a Comment