Selama ini, aku selalu menjadi satu-satunya. Lita selalu mencintaiku. Hanya cinta padaku. Lita tidak pernah membagi perasaannya pada siapapun selain diriku. Aku juga sangat menyayanginya. Sejak ia bisa mengingatnya, aku selalu berada di sisi Lita. Ia butuh aku sepanjang hidupnya. Begitu pula aku.
Kedatangan binatang kotor itu ke kehidupan Lita bukanlah tanpa antisipasi dariku. Aku yakin, Lita akan mencari yang lain. Aku sudah tidak tampan lagi. Hari-hari bahagiaku bersama Lita turut mengikis keindahan ragaku. Tetapi aku tidak menyangka bahwa ia datang merebut segalanya tidak lama setelah kami tinggal di rumah baru. Seharusnya kepindahan kami berarti ia masih ingin tinggal bersama denganku, bukan? Seharusnya kepindahanku bersamanya berarti ia masih berharap akulah yang menemaninya mengisi lembaran baru hidupnya, menjadi bahu tempat ia bersandar kala ia berjuang beradaptasi dengan kehidupan barunya sebagai wanita dewasa yang pastilah berat. Aku sungguh tidak mengerti mengapa tiba-tiba ia membuangku seperti ini.
Beberapa waktu terakhir, hubungan kami memang merenggang. Aku dan Lita tidak lagi bercengkrama sesering dulu. Kesibukan merenggutnya dariku. Bukan salahnya, ia hanya ingin mengejar cita-citanya. Ia bekerja begitu keras. Seringkali aku menemukannya masih terjaga hingga fajar menjelang, bergumul dengan kertas-kertas, buku-buku, dan lelehan tinta pulpen yang mengotori kedua tangan cantiknya. Kedua tangan yang biasa mendekapku penuh cinta setiap malam... Ah, aku rindu Lita. Saat itu, ia masih menyayangiku, aku tahu itu. Aku tidak bisa menyalahkannya jika ia berubah perlahan-lahan. Ia hanya tumbuh dan berkembang --sesuatu yang tidak dapat terjadi pada diriku.
Pembawa bencana itu datang pada suatu sore. Seseorang membawanya untuk berkenalan dengan Lita. Kau harus tahu betapa terlukanya hatiku saat mendengar jeritan kebahagiaan Lita kala menyambutnya. Saat itu aku segera tahu bahwa tidak ada lagi diriku di hatinya.
Segala kenangan yang Lita miliki tentang kami seketika musnah.
Aku tidak lagi ada dalam hidup Lita. Iblis berambut coklat itu mengambilnya dariku.
***
"Billy sayang, kamu masih tetep bau debu. Padahal kemarin udah mandi bareng Brownie. Bulumu juga udah kusut banget, walau kamu masih lucu sih. Kamu masuk lemari aja ya, nanti kalau ada baksos di kampus, Lita sumbangin kamu ke anak-anak yang butuh mainan. Terima kasih sudah menemani masa kecil Lita, sudah mau nemenin Lita di rumah kos jauh dari Mama-Papa. Lita selalu sayang kamu Billy!"
Lita mendudukanku dalam lemari. Brownie menatapku dari kejauhan dengan wajah riang tanpa dosanya. Senyum murung Lita dan wajah Brownie adalah hal yang terakhir kulihat sebelum Lita menutup pintu lemari.
Mungkin kegelapan lemari ini hanya sementara. Tetapi hidupku telah menjadi gelap selamanya.
Goodbye, Billy! (pic from wall.alphacoders.com) |
The best slots, blackjack and poker casino in the USA
ReplyDeleteOur goal is 대구광역 출장안마 to have the best 사천 출장안마 slot machines in the country, with casino games like blackjack, 당진 출장샵 poker, video 전라남도 출장안마 poker and a few 충청북도 출장샵 other games to help