I wanna travel the world but I...
I just can't do it alone
So I'm just waiting on fate to come
Wrap around me
And finally that fate had come to me. :)
Gue yang udah nggak kuat lagi dengan kejamnya hidup ini akhirnya berhasil memutuskan untuk minggat seorang diri! Minggat dari padatnya jadwal kuliah, minggat dari jam kantor, MINGGAT DARI UTS! XD (dan sampai tulisan ini dibuat, gue masih belom uts)
So where did I go?
That fate came to me through Kak Pipi's graduation. Yep, ngobrol-ngobrol seru di Line ama doi selama ini menyebabkan gue pernah janji "in sha Allah" bakal nyempetin dateng ke wisudaannya. I never thought I'd be serious on that promise. I thought I'd never been brave enough to run away from this busy schedule. I thought I'd never been brave enough to get lost in the cities I don't really know A-L-O-N-E. But I did it. KODALINE (through their song) FORCED ME TO DID IT. I feel superb.
Kamis, 30 Oktober 2014
Paginya, gue uts Riset Media dulu. Tapi semua distraksi dalam rangka melarikan diri membuat gue setengah hati belajar, setengah hati mengerjakan soal-soal, setengah hati yang jarang-jarang gue lakukan sebelumnya. Apa mau dikata, jiwa-raga ini telah lelah. Enggan ia disuruh menjadi perfeksionis seperti biasa. I can't blame myself for this. Semoga saja pekerjaan setengah hati itu setidaknya masih layak mendapat nilai B.
Siangnya, I had planned to go working first before go to the train station. Tapi lagi-lagi, kata 'minggat' telah membuat gue terdistraksi dari segala mood bekerja. Alhasil, gue titip pesan pada teman untuk mengabarkan apa yang perlu gue lakukan hari itu dan menyelesaikan pekerjaan gue dari kosan.
Petang hari, I can't wait anymore. Di atas travel ke Bandung gue nggak henti-hentinya nyengir. GUE MINGGAT. SENDIRIAN. SAMPAI JUMPA, JATINANGOR! SAMPAI JUMPA TUGAS, UTS, JOBTRE! :))) Jam setengah 8 malam kereta gue berangkat. Tujuan kereta: Solo. Tujuan gue: Semarang. Lah?
Jadi, kereta Bandung-Semarang itu cuma ada 1 macem. KA Harina, kelas Bisnis dan Eksekutif. Waktu gue mau beli tiket, gue liat harganya: MASYA ALLAH. 1 tiket kelas bisnis saja dihargai 280 ribu! Duh makasih :'D Kabur sih kabur, tapi masa pulang-pulang gue menggembel di Jatinangor gegara duit abis dipake traveling. Gue pun putar akal. Satu-satunya moda transportasi yang gue percaya seutuhnya untuk perjalanan jauh ke tempat asing sendirian kayak gitu adalah kereta api. Berhubung tiket langsung ke tujuan asal mahal, gue coba cari tiket ke kota lain, Solo, dengan KA Lodaya Malam. Kemudian dari Solo gue lanjut KA lokal Kalijaga ke Semarang. Voila! Lebih murah! Bandung-Solo kelas bisnis hanya 185 ribu rupiah. Solo-Semarang 10 ribu saja! Whoaaaaa! Hemat hampir 100 ribu, walaupun butuh waktu tempuh yang 4 jam lebih lama. Nggak masalah, toh gue emang niat jalan-jalan~
Jumat, 31 Oktober 2014
KA Lodaya tiba di Solo tidak lama sebelum azan Subuh. Gue pun menunggu beberapa lama sambil terkantuk-kantuk, berhubung KA Kalijaga baru akan berangkat pukul setengah 6. Gue sempatkan juga untuk solat Subuh di stasiun. Tak lama kemudian, kereta datang, Berangkatlah gue ke Semarang~
Sebelumnya gue udah pesan ama temen unyu gue yang merupakan anak gaul Semarang bahwa gue mau berkunjung dan dia bersedia menjadi tour-guide sekaligus tempat nginep. Dia adalah Alisya *uhuk* "Icong". Jadi, ketika gue sampai di stasiun Poncol, Semarang, si Icong lah yang jemput gue menuju kosan dia. Unyu banget kan dia~~
Acara wisuda Kak Pipi berlangsung hari itu juga pada siang hari. Tapi yaa namanya tamu, gue mah nunggu aja sampe prosesi selesai di sore hari. Okelah, yang penting udah ama Icong dan Oki (temen sekamarnya), gue bobok aja dulu ampe sore.
Sorenya, gue dianter-jemput Icong lagi (sumpah dia unyu banget) ke kampus Undip di Tembalang. Niatnya sih mau ngangkot aja, tapi rupanya sore itu angkot-angkot mager lewat kampus. Hiks, gue kan ga ngerti jalan......jadilah gue dianterin (dan dijemput) Icong :3
Wisuda di Undip ternyata nggak seramai wisudaan Unpad. Atau hanya perasaan gue aja. Tapi emang sepi. Atau hanya di hari itu aja. TAPI EMANG SEPI untuk ukuran wisudaan yang pernah gue datengin :'D
Malam Sabtu adalah malam romantis gue bersama Icong, si ratu gaul Semarang. Kita makan malem berdua sebagai sesama jomblo dan sama-sama ngenes, dan pulang sebelum jam 9 saking ngenesnya.
Dinner unyu sama Icong. Kiw. |
Sabtu, 1 November 2014
Gue berhasil memberdayakan sepupu gue yang kuliah di Semarang untuk mengantar-jemput gue dari dan ke rumah Eyang! HAHAHA! Iya, gue punya Eyang yang tinggal di Semarang bawah. Gue juga udah rencana mau mampir nginep semalem di sana. Tadinya gue agak bingung, haruskah gue minta anterin Icong lagi. Eh tapi ternyata mas Irfan nge-chat nanyain mau diajak ke mana. Yaudah, gue minta anter-jemput ke rumah Eyang, lah. :'D
Semalam di rumah eyang emang nggak melibatkan acara jalan-jalan. But to be at that place is a thing that I'll always miss from Semarang :)
Eyangku :3 |
Minggu, 2 November 2014
Hari terakhir di kota ini! Jam 9 pagi gue minta jemput sama mas Irfan lagi buat balik ke Tembalang berhubung barang-barang masih gue tinggal di Icong dan rencananya gue balik dari sana juga. Sebelum dianter ke kosan Icong, gue diajak keliling Undip dulu ama mas Irfan. Simpulannya: kampus sendiri lebih baik :'D Padahal Undip (alias Fakultas Kedokterannya) adalah kampus impian gue zaman SMA sampe udah kuliah di Unpad juga............heu. Tapi ada beberapa hal yang bikin (mau nggak mau) gue rindu sama kampus sendiri pas gue lagi di kampus orang. 1. Cuacanya. Biar panas, Nangor lebih adem dari Tembalang. Jauh-lebih-adem. 2. Odong-odong kampus. You definitely can't live without your own motorcycle or car in Tembalang. Angkot? Kayaknya nggak bisa diharapkan. 3. Gedung-gedung tiap fakultasnya yang emang gedung kampus banget. Kesan itu nggak gue dapatkan di Undip. Ada beberapa fakultas di Undip yang gedung-gedungnya kelewat mewah, tapi ada beberapa pula yang kelewat menyedihkan. Setidaknya itulah penilaian gue.
Untuk pulang, gue pun telah merencanakan transit di Solo. Bedanya, sekarang gue naik kereta ekonomi yang cuma 50ribuan ahahaha~ Tapi karena jadwalnya nggak tepat, gue nggak bisa naik kereta dulu dari Semarang ke Solo. Gue harus naik bus. Tapi gue nggak berani. Hehehehehehe. Gue cemas kalau macet, atau salah turun bus padahal waktu berangkat keretanya udah mepet. Daripada nggak yakin gue naik travel Joglosemar aja dari SPBU Srondol. 60 ribu :''''((( Solo-Bandung 50ribu, Semarang-Solo 60ribu, gimana ceritanya. :''''((( Sudahlah aku ikhlas saja.
Dari Semarang gue berangkat jam 1 siang, dianterin Icong dan Oki ke tempat travelnya. Keretanya jam 5.45 sore, jadi gue persiapkan waktu 4 jam 45 menit kalau-kalau macet hari Minggu. Ternyata lancaaaaarrrrrrr, jam 3 kurang gue udah di Solo. Tetoooot, nunggu banget nih 2 jam? Mana nggak boleh nunggu di peron pula, karena stasiun Purwosarinya ramai penumpang. Heu. Yaudah, gue ngebolang dulu naik Trans Solo ke.....
....
....
....
Solo Square!
AHAHAHAHAHA.
Dasar anak mall :)))
Letak Solo Square ama stasiun Purwosari emang cuma 2-3 halte Trans Solo, makanya gue berani. Untunglaaah~ Gue jadi bisa ngadem dulu di mall.
Kalau dibandingkan dengan mall di Bandung, Solo Square mungkin setara BIP. Lumayanlah, ada Gramedia walau mini, ada KFC, ada J.Co, food courtnya lumayan variatif. Toko-tokonya juga macem-macem. Tapi karena duit gue menipis, gue cuma muter-muter gak jelas di sana ahahaha. Nggak kerasa kok, tau-tau udah jam 5. Gue pun kembali ke stasiun.
Nunggu di stasiun nggak lama, kereta pun datang. Gue pun menghabiskan malam yang panjang dan tiada akhir di dalam gerbong kereta ekonomi............sumpah, nggak lagi-lagi -___- Sakit rasanya pantat ini. Mana duduknya bertigaan ama bapak-bapak, terus gue membelakangi arah jalan kereta. Iya, duduknya hadap-hadapan. Huhuhu, lain kali gue mending ambil kereta bisnis 200ribuan terus puasa seminggu juga gapapa deh.
Senin, 3 November 2014
Gue sampe di stasiun Kiaracondong jam setengah 4 pagi. SETENGAH 4 PAGI. :''') Dingin, sepi, ngantuk, sendirian pula gue. Anjir! Ada kereta api ke stasiun Rancaekek baru jam setengah 5-an. Astagaaaaa satu jam nunggu kenapa rasanya lama banget kalau lo lagi ngantuk, kedinginan, dan sendirian.............
Tapi akhirnya gue sampai dengan selamat di kosan jam 5 pagi. Ehehehe. Ada cerita sih sepanjang perjalanan dari Bandung ke Nangor. Mungkin nanti-nanti bakal gue share di sini. Mungkin enggak :P Pokoknya, gara-gara Kodaline, aku punya cerita minggat~~ *pake nada lagu Gara-Gara Kahitna*
*P.S.: I'm too lazy to upload more pics. So, let this post full of text ya!
No comments:
Post a Comment